Bismillaahirrahmaanirrahiem
Salah satu hikmah shalat adalah dapat mencegah dari kejahatan dan kemungkaran (Qs. Al-Ankabut: 45). Shalat yang dilaksanakan dengan baik, lengkap rukun dan syarat serta khusyuk akan menghasilkan pribadi yang jauh dari perbuatan dosa. Adapun shalat yang dilaksanakan sekadar untuk menggugurkan kewajiban, tidak lengkap rukun dan syarat serta tidak khusyuk, tidak akan berarti apa-apa dalam kehidupan.
Abu Al-Aliyah menjelaskan bahwa shalat memiliki tiga unsur yang jika hilang salah satunya, hilanglah nilai shalat itu: Pertama, ikhlas dalam niat hanya mencari keridhoan Allah Swt. Akibatnya, shalat akan mendorong seseorang untuk mengerjakan amal salih diluar shalat. Kedua, disertai rasa takut kepada Allah Swt yang pengaruhnya akan mencegah seseorang dari perbuatan dosa dan kemaksiatan. Dan ketiga mengingat Allah Swt, sehingga di luar shalat orang akan memiliki panduan dalam berbuat atau tidak berbuat sesuatu (Tafsir Ibn Katsir).
Shalat adalah ibadah yang melatih seseorang terus menerus mengingat Allah (Qs. Thaha: 14). Orang yang mengingat dan memiliki rasa takut kepada Allah dalam shalatnya, tentu akan memiliki ingatan dan rasa takut yang sama di luar shalat. Sedangkan, orang yang lalai, tidak khusyuk dan tidak ikhlas dalam shalat tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa. Malah sebaliknya ia diancam dengan ancaman neraka. Allah berfirman,
Celakalah orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Dan orang-orang yang ingin dilihat (Riya/tidak ikhlas). (Qs. Al-Maa’uun 4-6)
Dalam hadits, Rasulullah saw. bersabda, barangsiapa yang melakukan shalat namun tidak mencegahnya dari kejahatan dan kemungkaran, maka tidak akan menambah (pahala) apa pun baginya kecuali bertambah jauh (dari keridloan Allah)”. (Hr. Thobariy)
Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim seharusnya menjadi negara yang jauh dari kemungkaran, damai, tentram, serta diridhoi Allah. Namun kenyataannya, korupsi terjadi di mana-mana, kejahatan merajalela, maksiat dilakukan terang-terangan, dan rasa malu telah terkikis habis. Hal ini bisa jadi karena shalat sudah tidak ditegakkan dan dilaksanakan sekadar menggugurkan kewajiban, tanpa jiwa, tanpa rasa khusyuk. Wallahu A’lam